Cara Berbeda Merangkul Papua




Sejarah perjalanan rakyat Papua selama ini lebih lekat dengan kegetiran, tanah Papua yang kaya akan kekayaan alam tak cukup mampu mengangkat harkat kehidupan sebagian besar masyarakat diujung timur nusantara ingatan yang terbenak dalam kepala masyarakat Papua yang kembali ke pangkuan NKRI lebih dari ingatan kepedihan kekerasan yang terus terjadi dan diturunkan itu pada generasi berikutnya membuat cara pandang mereka terhadap negara sangat sinis. 


Kondisi ini makin akut ketika sejumlah elit di pemerintahan baik daerah maupun pusat terkesan memelihara ketimpangan tersebut. Dalam pengucuran otsus misalnya Papua dan Papua Barat mendapatkan
kucuran dana yang sangat besar. Sejak 2001 sampai 2014 tercata 57,7 T dana yang diterima Papua dan Papua Barat. Sayangnya IPM Papua masih merayap di urutan terkahir seindonesia 3 tahun lalu skor IPM Papua 65,86 menjadikan IPM Papua terendah secara nasional yang rata-rata 73,29. Wajar belaka bila kondisi tersebut membuat ketidakpuasaan kondisi masyarakat di Papua dengan level dari yang ringan hingga yang ekponensial.

Tapi celakanya selama ini pendekatan keamanan yang cenderung represif dipilih pemerintah setiap ada yang bersuara lantang dialog secara serius, pemenuhan akan janji-janji politik serta keinginan memberdayakan Papua masih jauh panggan dari api. 

Karena itulah kita sangat mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo yang  bertekad  untuk melakukan pendekatan humanis, dialogis, dan mengedepankan kesejaterhan bagi rakyat Papua. yang sangat dirindukan masyarakat Papua tetapi selama ini hampir menjadi teriakan kosong tak bersambut. Saat berkunjung ke Papua, Sabtu 9 Mei Presiden memberikan grasi kepada 5 tahan politik Papua dan Papua Barat. 

Presiden mengatakan upaya itu merupakan perhatian pemerintah untuk menghentikan stigma politik yang selama ini bergema di Papua dan Papua Barat. 


Kita ingin menciptakan Papua dan Papua Barat sebagai negeri yang damai, jadi jangan dipanas-panasi lagi. 


6 Triliun yang dikucurkan untuk pembangunan jembatan dan jalan transpapua, irigasi, sanitasi dan air minum serta perumahan. Pasar Praha sebagai pasar terintegrasi dengan terminal. Langkah ini mengingatkan kita sebagaimana pemimpin dinegeri ini yang menunjukan langkah kemanusiaan demi mewujudkan kesejaterahan yang sebenar-benarnya bagi masyarakat. 


Negeri ini tidak mengingkan anyam bangsa yang indah dan warna-warni dipermukaan tetapi didalamnya penuh dengan kekarut-marutan akibat pendekatan represif yang menakutkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indonesia & Buah

Membongkar Isi UU 21 Otonomi Khusus Papua (Affirmative Action 14 Kursi Orang Asli Papua di Parlemen)

Kebijakan Publik Dalam Ranah Politik