Ada Kado Manis Untuk Rakyat Nih
Harapan
masyarakat indonesia terhadap negara ini adalah salah satunya, ketika
ketimpangan social yang terjadi pada masa lalu itulah yang menjadi sorotan
tajam setiap kalangan akademisi, teori dalam dunia kampus juga disuarakan
bahkan menyalahkan segala kebijakan tetapi juga melegalkan apa yang semestinya
ada untuk masyarakat kecil.
Ya
kado terindah itu adalah kenaikan harga bbm non subsidi, cabai, dan
hal lain yang terjadi dan dapat anda saksikan sendiri. Itulah juga yang menjadi sorotan bagi para mahasiswa seluruh tanah air melalui perwakilan bem se indonesia. 19 titik disetiap kota adalah contoh bagaimana mahasiswa tidak mengindahkan apa yang telah diberikan pemerintah atau kado tahun baru itu.
hal lain yang terjadi dan dapat anda saksikan sendiri. Itulah juga yang menjadi sorotan bagi para mahasiswa seluruh tanah air melalui perwakilan bem se indonesia. 19 titik disetiap kota adalah contoh bagaimana mahasiswa tidak mengindahkan apa yang telah diberikan pemerintah atau kado tahun baru itu.
Ketika
negara seakan tidak mau mendengar maka biarkanlah rakyat berteriak. Tetapi,
apakah semestinya negara melakukan hal tersebut? Rasanya konstitusi tak seperti
demikian. Mari kita belajar dari luka masa lalu, luka rakyat terhadap
kepemimpinan yang seakan manis diawal pahit seterusnya.
Rakyat
butuh kerja nyata. Ya tak dipungkiri juga kebijakan yang telah dilakukan oleh
negara terhadap rakyat ada banyak. Tetapi ingat lah para pejabat tinggi ditanah
ini, suara rakyat adalah suara tuhan juga. Anda dipilih oleh rakyat, amanah itu
dititipkan kepada anda untuk mewujudkan apa yang telah diamanatkan ketika
memilih anda.
Suara
itu yang saya dengar dan saksikan melalui pergerakan mahasiswa menuju istana
untuk bertemu dengan presiden. Namun sayang pertemuan itu hanya berujung pada
pertemuan dengan kepala staf kepresidenan dan apa yang dibicarakan pun hanya
normative. Demikian mahasiswa pun tak menerima sehingga akan kembali menggelar
aksi pada bulan maret untuk kembali turun ke jalan mempertanyakan kebijakan negara
yang seakan mempermainkan bahkan menyengsarakan rakyat.
Kita
tidak menginginkan pemimpin yang melahirkan kebijakan untuk negara tetapi tidak
melihat rakyatnya, negara adalah milik rakyat. Kebijakan negara untuk siapa
kalau bukan untuk rakyatnya sendiri.
Semua
berharap agar tahun 2017 semakin menunjukan trend positif kerja pemerintah
terkait setiap kebijakan terhadap rakyatnya. Itu yang saya juga ingin sampaikan
melalui tulisan ini. Negara ini besar
ada 33 provinsi didalamnya dan setiap provinsi memiliki tingkat pembangunan
yang beragam, coba bayangkan saudara kita yang ada di ntt, maluku sampai papua.
Itu yang harus menjadi pertimbangan serta solusi dari setiap yang akan menjadi
satu kebijakan negara.
Kita
butuh perubahan walau kita tahu bahwa perubahan itu butuh proses, jalankan
proses sesuai dengan kebijakan yang diterapkan.
Komentar
Posting Komentar