Merespons Kebijakan Negara Mematikan Internet di Papua
![]() |
VeronikaKoman/twitter |
Sikap
demikian disampaikan oleh Kominfo RI terkait dengan konflik yang terjadi di
Papua dan Papua Barat demi meredahkan situasi terkait penyebaran konten-konten
hoaks.
Sikap
demikian membuat saya berpikir bahwa negara tidak mampu menjadi penegah yang
bijak dalam mengatasi persoalan di Papua hingga berujung pada mematikan
jaringan internet di Papua dan Papua Barat. Saya merasa bahwa sikap negara
sebagai bentuk negara yang otoriter. Kenapa demikian? Ya negara mencoba
membungkam fakta yang sebenarnya terjadi di Papua supaya publik tidak tahu
kondisi yang sedang terjadi di Papua.
Hal
utama yang negara harus paham adalah menjunjung tinggi hukum diatas
segala-galanya bila menginginkan keadaan kembali kondusif. Lihat saja kasus
rasisme yang dilakukan oknum tersebut hingga viral tak segera di proses.
Kemarahan orang Papua dan Papua Barat berujung kerusahan lalu negara mulai
bergerak.
Mohon maaf saya harus bilang negara gagal!
Siapa
yang menjadi korban dari kurang respon negara terhadap kasus tersebut adalah
rakyat itu sendiri.
Bukannya
menyelesaikan kasus secara terang benderang malah menutup akses internet di
Papua dan Papua Barat. Harusnya negara tanggap terhadap kondisi yang terjadi
bukannya membiarkan lambannya penanganan hingga berujung pada kerusuhan yang
terjadi di Papua dan Papua Barat. Negara begitu lemah ibarat lahan sudah
terbakar habis lalu berusaha di padam sementara ketika awal masih berasap tidak
segera dicegah.
Pejabat
politik tidak paham penanganan yang tetap mengakibatkan rakyat menjadi korban
dari ulah oknum yang sangat biadap, organisasi masyarakat yang anarkis. Ubahlah
cara berpikir negara dengan pendekatan yang tepat bukan malah membuat konflik
dikemudian hari.
Komentar
Posting Komentar