Romantis Tapi Penuh Misteri (Pertemuan Antara Jokowi dan Prabowo) Part 1
sumber: @jokowi/twitter |
Tensi
politik masih tetap panas sekalipun sudah ada putusan MK. Isu rekonsiliasi pun
merebak untuk mendinginkan suasana politik tanah air walaupun rekonsiliasi ini
mempunyai agenda tertentu didalamnya seperti pemulangan Habib Rizieq Shihab,
pembebasan pendukung Prabowo, dan poin yang lainnya.
Seperti
diungkapkan oleh Dhanil Simanjuntak melalui Channel Youtube DAS Official
Perbincangan
rekonsiliasi terkait pemulangan HRS menimbulkan pro dan kontra. Para elit
pendukung Prabowo menuduh bahwa ada tembok yang menghalangi kepulangan HRS
sementara dari pihak Jokowi melalui Ali Moctar Ngabalin menantang segala bentuk
pernyataan yang menuduh pemerintah menghalangi kepulangan HRS. Pada
talkshow di tvone 12/07/2019
Perdebatan
rekonsiliasi ini terjadi, hal berbeda pun terlihat melalui pertemuan Prabowo-
Jokowi. Pertemuan ini membuat pendukung Prabowo begitu kecewa terutama barisan
PA 212, sebab Prabowo berjanji untuk tetap berjuangan bersama rakyat yang terdzolimi
oleh para penguasa dalam artian tetap berdiri pada posisi oposisi sikap ini ditangkap
oleh pendukung Prabowo bahwa tidak akan ada pertemuan Prabowo-Jokowi, tetapi
waktu membuktikan hal yang berbeda.
Selamat Tinggal Prabowo
PAP
212 punya andil yang besar dalam kontestasi pemilu di tanah air kita lihat saja
bagaimana pergerakan PA 212 untuk memenangkan Anies-Sandi dalam Pilgub Jakarta.
PA 212 melebarkan sayapnya dengan menjatuhkan pilihan kepada Prabowo-Sandi
dengan pertimbangan yang panjang. Walau keputusan KPU
dan MK memenangkan Jokowi-Amien semangat perjuangan PA 212 tetap berkobar.
Harapannya adalah Prabowo tetap berada diluar pemerintahan untuk terus membela
rakyat bersama dengan Ulama. Tetapi hal berbeda terjadi, pertemuan Prabowo-Jokowi
menimbulkan kekecewaan bagi PA 212 sebab tidak adanya komunikasi dengan pendukung Prabowo yang tergabung dalam PA 212 terkait pertemuannya dengan
Jokowi.
Dilansir
dari CNN, Novel Bamukmin menyampaikan bahwa PA 212 tidak mendukung adanya
pertemuan tersebut.
"Sampai saat ini setahu saya PA 212 tidak pernah mendukung
atau memberikan rekomendasinya kepada pihak 02 untuk bertemu atau
rekonsiliasi," kata Novel kepada CNNIndonesia.com merespons pertemuan Prabowo dan
Jokowi.
Dilain
tempat, Kepala Divisi Bidang Hukum PA 212 Damai Haris Lubis menyampaikan dalam
wawancara dengan Kompas, bahwa tidak adanya komunikasi dengan Ulama PA 212 terkait
pertemuan Prabowo-Jokowi sehingga PA 212 tidak lagi bersama Prabowo.
“Kami mengucapkan selamat tinggal kepada Pak Prabowo, artinya kami
jalan terus, Prabowo sudah sampai tujuan. Mungkin..Karena sudah selesai dia
anggap. Kalau kami tetap berjuang”
Lalu
kemana langkah PAP 212? Ditegaskan oleh Ustad Haikal Hassan bahwa, PA 212
berada dimana Ulama berada dan tetap menjadi oposisi. Pada acara ILC Tanggal
30/07/19
THIS MEETING WILL NOT INCLUDE YOU
Prabowo
menyampaikan kepada Sandiaga bahwa akan terjadi pertemuan dalam waktu dekat
tetapi pertemuan tersebut tidak mengikutsertakan Sandiaga. Sandiaga menyampaikan
bahwa Prabowo menggunakan bahasa inggris kepadanya bahwa this meeting will not include you.
“akan ada pertemuan dan pertemuan itu memang tinggal menunggu waktu….
tapi pak prabowo sampaikan bahwa…. kalau tidak ada yang berubah, pertemuan itu
akan terjadi besok dan tempatnya ini udah malam, sebenarnya belum diketahui
tempatnya dimana, dan Pak Prabowo menyampaikan dalam bahasa inggris saya ingat
bahwa, this meeting will not include you…jadi saya memang tidak dilibatkan
dipertemuan itu dan menurut saya Pak Prabowo sangat terbuka dan Pak Prabowo
sangat mengerti posisi saya” Ujarnya
Pertemuan
Prabowo – Jokowi terjadi pada Sabtu (13/7)di Stasiuan MRT Lebak Bulus, Jakarta
disambut para pendukung dan wartawan serta menjadi headline news media tanah
air. Dilain tempat Sandiaga melakukan pertemuan bersama dengan Erick Thohir di
Kemang Village, Jakarta. Pertemuan tokoh ini seakan memberikan sinyal bahwa
semua baik-baik saja tidak ada konflik yang panas antara para elit.
Tetapi
pertemuan Prabowo-Jokowi menimbulkan komentar pedas Rocky Gerung bahwasannya
pertemuan dua tokoh tersebut menunjukan bahwa Prabowo adalah dealer sebab pasti
ada suatu pembahasan didalamnya terkait deal-deal politik. Sebab Prabowo adalah
seorang yang dikenal sebagai leader oleh kalangan pendukungnya yang tegas,
hebat, tetapi pertemuan kali ini menunjukan bahwa kalau bukan leader maka dia
adalah dealer.
Kompetisi, Rekonsiliasi dan Konsolidasi
Kompetensi telah berlangsung dengan hiruk pikuk politik yang
panas. Kompetisi ini menimbulkan banyak sekali drama-drama politik yang
mengakibatkan tensi public meningkat tajam. Perang cuitan antara petinggi
pun tidak terhindarkan. Kompetisi telah kelar dengan adanya keputusan KPU
maupun MK terkait sengketa Pilpres yang kemudian dimenangkan oleh Joko Widodo-
Ma’ruf Amin.
Walaupun
sudah ada keputusan terkait pemenang Pilpres nyatanya tidak menurunkan panasnya
isu-isu di masyarakat terkait berlangsungnya Pilpres di tanah air. Kericuhan
yang berlangsung di depan kantor Bawaslu kala itu membuat banyak tokoh
berpendapat untuk segera adanya rekonsiliasi antara dua calon Presiden untuk
bertemu demi mendinginkan suasana publik. Penulis menguitip dari Kompas.com
disampaikan oleh Mardani Ali Sera, Ketua DPP PKS bahwa ia sepakat adanya
pertemuan dua tokoh sebagai langkah awal membangun bangsa.
Melewati proses yang
panjang akhirnya kedua tokoh ini pun bertemu walaupun menimbulkan banyak pro
dan kontra dari pendukung terutama pendukung dari Prabowo Subianto.
Rekonsiliasi kedua tokoh ini diharapkan mendinginkan suasana usai kontestasi
politik. Pertemuan kedua tokoh ini besar harapan dapat mengakhiri segala perang dan
konten2 hoaks di media maupun antar para pendukung untuk kembali bersatu merajut
asa membangun negeri dengan mendukung pemerintahan yang sah yaitu Jokowi Amin.
Pertemuan
dua tokoh tersebut pastinya sudah melalui proses panjang tidak menutup
kemungkinan pertemuan ini membahas konsolidasi dengan Partai Gerindra. Tetapi
ini hanyalah analisa sebab konsolidasi ini akan dilihat dengan pembagian kursi
menteri yang akan diumumkan Jokowi-Amin. Pertemuan ini penuh dengan misteri sebab akankah terjadi pembagian kursi dengan partai Gerindra?
Tetaplah Menjadi Oposisi
Menjadi
oposisi adalah bagian yang sangat penting demi mengontrol segala kebijakan
penguasa agar tidak membuat kebijakan untuk kepentingan pribadi dan golongan.
Oposisi adalah peran yang mulia sebab tanpa oposisi pemerintah akan berlaku
semenah-menah dalam hal kebijakan public.
Lord
Acton berkata, ‘Power
tends to corrupt, and absolute power corrupt absolutely’
(Sebuah pemerintahan yang absolut diyakini akan
melahirkan keburukan yang absolut pula).
Gerinda haruslah mengambil barisan oposisi demi
menjaga kepentingan rakyat kecil, suara rakyat kecil yang tertindas karena
pembangunan yang seakan menyepelakan hak-hak rakyat walaupun pemerintah
berdalil demi kepentingan rakyat pula. Apalagi Jokowi adalah seorang petahana
yang pastinya pada periode kedua ini mempunyai tanggung jawab yang besar selain
menyelesaikan tanggung jawab yang lama juga tanggung jawab terhadap partai pengusung
yang kerja extra sebab kontestasi politik tahun ini mempunyai tantangan yang
berat baik hoaks, isu agama serta latarbelakang keluarga dua paslon.
Harapan terhadap Gerinda untuk tetap mengritis
pemerintah adalah harapan bangsa ini sebab bangsa ini akan berdiri kokoh jika
para penguasa menjalankan amanat untuk kepentingan bangsa bukan untuk
kepentingan pribadi dan golongan.
Sumber:
CNN INDONESIA. (2019, Juli 13). PA 212 Sebut Tak Restui
Pertemuan Prabowo-Jokowi. Retrieved Agustus 12, 2019, from CNN INDONESIA: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190713151751-32-411841/pa-212-sebut-tak-restui-pertemuan-prabowo-jokowi
Komentar
Posting Komentar